Silaturahmi Alumni Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang di Markas Gus Kampung DPC Sidoarjo: Mengupas Budaya dan Sejarah Kabupaten Sidoarjo

Sidoarjo, Jawa Timur – Sebuah pertemuan penuh makna dan kebersamaan digelar di Markas Gus Kampung DPC Sidoarjo, yang terletak di Ndalem Kasepuhan KH. Ali Mas’ud. Acara ini menjadi ajang silaturahmi bagi para tokoh alumni Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang, yang hadir dalam diskusi mendalam mengenai budaya dan sejarah di Kabupaten Sidoarjo, serta mengenang perjalanan hidup Mbah KH. Ali Mas’ud, seorang ulama besar yang dikenal sebagai Wali Sidoarjo.
Dalam pertemuan tersebut, hadir dua figur penting dari kalangan alumni Bahrul ‘Ulum, yaitu Lukman Hakim, seorang Guru TPQ yang telah lama mengabdikan diri dalam dunia pendidikan Islam, serta R.M. Lutfi Ghozali, seorang praktisi Sarkub (Sarjana Kuburan) yang dikenal aktif dalam pelestarian budaya dan sejarah Islam di Nusantara.
Kedatangan mereka disambut dengan penuh kehangatan oleh Ketua Gus Kampung DPC Sidoarjo,M. Ali Subhan, S.Sos, bersama beberapa anggota komunitas Gus Kampung, sebuah organisasi yang berperan dalam menjaga tradisi keislaman dan kearifan lokal. Dalam suasana yang akrab, mereka berdiskusi mengenai pentingnya melestarikan warisan budaya serta menggali lebih dalam kisah perjuangan Mbah KH. Ali Mas’ud dalam dakwah Islam di Sidoarjo.
Kehangatan Majelis dan Nilai Kebersamaan dalam Tradisi Pesantren
Dalam suasana sederhana yang penuh kebersamaan, para peserta majelis duduk melingkar di atas karpet dengan hidangan sederhana yang tersedia. Teh hangat, jajanan khas, serta berbagai pernak-pernik khas pecinta batu akik terlihat di tengah-tengah perbincangan. Kehangatan yang terpancar dari wajah para peserta menunjukkan bahwa majelis ini lebih dari sekadar pertemuan biasa, melainkan momen berharga untuk merajut ukhuwah Islamiyah.
Dinding ruangan yang berlapis kain putih bermotif bata dihiasi dengan foto-foto ulama terdahulu, termasuk Mbah KH. Ali Mas’ud. Dua jendela dengan jeruji hijau khas bangunan pesantren memperkuat suasana klasik tempat tersebut, mencerminkan nuansa keislaman yang kental. Di salah satu sudut ruangan, terlihat tumpukan selimut dan kasur, menandakan bahwa tempat ini juga menjadi pusat kegiatan keagamaan dan tempat beristirahat bagi para santri dan tamu yang berkunjung.
Dalam majelis ini, Lukman Hakim berbagi cerita mengenai pengalaman dan tantangan dalam membimbing generasi muda di TPQ. Baginya, pendidikan agama tidak hanya sebatas mengajarkan bacaan Al-Qur’an, tetapi juga membentuk karakter anak-anak agar memiliki akhlak yang baik. Sebagai alumni Bahrul ‘Ulum, ia merasa memiliki tanggung jawab besar dalam meneruskan warisan keilmuan yang telah diajarkan oleh para kiai terdahulu.
Sementara itu, R.M. Lutfi Ghozali, sebagai seorang praktisi Sarkub, turut membahas bagaimana makam para ulama dan wali di Sidoarjo memiliki nilai sejarah yang tinggi. Ia menyoroti pentingnya merawat situs-situs bersejarah agar tetap menjadi sumber inspirasi bagi umat Islam, terutama dalam memahami perjuangan dakwah para ulama terdahulu.
Mengupas Sejarah dan Budaya Sidoarjo: Menelusuri Jejak Mbah KH. Ali Mas’ud
Salah satu topik utama dalam pertemuan ini adalah membahas sejarah Kabupaten Sidoarjo serta menggali lebih dalam kisah perjuangan Mbah KH. Ali Mas’ud. Ulama besar ini dikenal sebagai sosok yang berperan penting dalam penyebaran Islam di Sidoarjo dan sekitarnya. Kiprahnya dalam dunia dakwah telah meninggalkan jejak yang mendalam bagi masyarakat setempat.
Menurut M. Ali Subhan, S.Sos, banyak generasi muda saat ini yang belum memahami betapa besarnya peran Mbah KH. Ali Mas’ud dalam perkembangan Islam di Sidoarjo. Oleh karena itu, penting untuk terus mengkaji dan menyebarkan sejarah beliau agar nilai-nilai perjuangannya tetap lestari.
Diskusi berlanjut dengan pembahasan mengenai berbagai peninggalan sejarah Islam di Sidoarjo, termasuk situs makam wali dan tokoh-tokoh agama yang telah berjasa dalam syiar Islam. Para peserta juga saling bertukar pendapat mengenai strategi terbaik untuk melestarikan budaya dan sejarah Islam agar tetap relevan bagi generasi masa kini.
Peran Alumni Bahrul ‘Ulum dalam Dakwah dan Pelestarian Budaya
Sebagai alumni Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang, Lukman Hakim dan R.M. Lutfi Ghozali merasa memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan menyebarluaskan nilai-nilai Islam yang telah mereka pelajari di pesantren. Keikutsertaan mereka dalam majelis seperti ini bukan hanya sekadar ajang silaturahmi, tetapi juga sebagai bagian dari dakwah dan pelestarian budaya Islam di Indonesia.
Mereka sepakat bahwa pentingnya membangun kesadaran masyarakat akan nilai sejarah dan budaya, terutama di tengah arus modernisasi yang sering kali melupakan akar tradisi. Dengan memahami sejarah, umat Islam dapat lebih menghargai perjuangan para pendahulu dan meneruskan warisan keilmuan yang telah diwariskan.
Penutup: Merajut Kebersamaan, Menjaga Warisan Keislaman
Silaturahmi dan diskusi yang berlangsung di Markas Gus Kampung DPC Sidoarjo ini menjadi bukti bahwa warisan keislaman, budaya, dan sejarah harus terus dijaga dan diwariskan kepada generasi berikutnya. Melalui pertemuan ini, semangat kebersamaan semakin diperkuat, dan wawasan tentang sejarah serta budaya Islam di Sidoarjo semakin diperdalam.
Dengan kehadiran Lukman Hakim sebagai Guru TPQ dan R.M. Lutfi Ghozali sebagai Praktisi Sarkub, diskusi menjadi lebih kaya dengan perspektif pendidikan dan sejarah yang saling melengkapi. Sementara itu, sambutan hangat dari M. Ali Subhan, S.Sos beserta anggota Gus Kampung menambah nuansa kekeluargaan yang semakin erat.
Di akhir pertemuan, para peserta berharap bahwa majelis seperti ini dapat terus berlangsung secara rutin, agar semangat menjaga dan mengembangkan nilai-nilai Islam serta budaya lokal dapat terus tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat.
Semoga berita ini sesuai dengan yang Anda harapkan! Jika ada tambahan atau revisi, silakan beritahu kami di kolom komentar dibawah ini.
—
Demikian laporan dari acara Banjarkemuning Bersholawat di Sidoarjo. Nantikan terus berita-berita seputar kegiatan keagamaan dan sosial lainnya di portal kami.