Kontribusi Gus Kampung Ke Pemerintahan

Sidoarjo – Dalam suasana penuh keberkahan bulan suci Ramadhan, Kabupaten Sidoarjo kembali menggelar acara tahunan 9th Kampung Ramadhan, yang berlangsung pada 8-11 Maret 2025. Salah satu agenda utama dalam acara ini adalah Lomba Musik Banjari, yang menjadi wadah bagi generasi muda untuk menampilkan keindahan seni Islam melalui alunan shalawat dan pukulan rebana.
Acara ini semakin istimewa dengan kehadiran Ustad Umar Syahid, selaku Kepala Bidang Keagamaan Gus Kampung DPC Kabupaten Sidoarjo, yang dipercaya sebagai panitia penilaian atau dewan juri dalam perlombaan tersebut. Keputusan ini tidak terlepas dari kapasitas dan pengalaman beliau dalam bidang keagamaan serta seni islami, khususnya hadrah dan Banjari, yang telah lama menjadi bagian dari dakwah Islam di Nusantara.
Semarak 9th Kampung Ramadhan di Sidoarjo
Selama empat hari penuh, 8 hingga 11 Maret 2025, gelaran 9th Kampung Ramadhan di Sidoarjo berlangsung dengan meriah dan dipenuhi antusiasme tinggi dari masyarakat. Berbagai kegiatan keagamaan dan sosial turut diadakan dalam rangka menyambut bulan penuh berkah ini, mulai dari kajian islami, bazar Ramadhan, santunan anak yatim, hingga lomba-lomba bernuansa religius, termasuk Lomba Musik Banjari.
Lomba ini diikuti oleh puluhan grup hadrah dan Banjari dari berbagai wilayah di Sidoarjo serta daerah sekitarnya. Para peserta yang terdiri dari remaja hingga dewasa ini menampilkan kreativitas mereka dalam melantunkan shalawat dengan iringan rebana yang khas.
Salah satu tujuan utama dari perlombaan ini adalah untuk melestarikan budaya Islam yang telah lama menjadi bagian dari tradisi masyarakat Indonesia. Selain itu, acara ini juga diharapkan menjadi sarana untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah serta meningkatkan kecintaan generasi muda terhadap seni islami.
Ketua Panitia 9th Kampung Ramadhan menyampaikan bahwa acara ini merupakan bagian dari upaya menjaga tradisi Islam yang kaya akan nilai-nilai spiritual.
“Kami ingin memberikan ruang bagi anak-anak muda untuk mengekspresikan kecintaan mereka terhadap Islam melalui seni musik. Lomba Musik Banjari ini bukan hanya sekadar ajang kompetisi, tetapi juga sebagai sarana dakwah dan syiar Islam yang dapat menyentuh banyak orang,” ujarnya.
Ustad Umar Syahid: Sosok Juri yang Berkompeten
Sebagai salah satu panitia penilaian, Ustad Umar Syahid memiliki tugas penting dalam menilai penampilan para peserta secara objektif dan profesional. Dengan latar belakangnya sebagai seorang pendakwah sekaligus pemerhati seni Islam, beliau dipercaya untuk memberikan penilaian yang adil dan mendalam terhadap setiap peserta.
Dalam lomba ini, ada beberapa aspek penilaian utama yang menjadi standar evaluasi, di antaranya:
- Kualitas Vokal – Keterampilan peserta dalam melantunkan shalawat dengan suara yang merdu dan penuh penghayatan.
- Harmonisasi Musik – Keselarasan antara vokal dan iringan rebana, yang menjadi ciri khas musik Banjari.
- Kekompakan Tim – Kemampuan setiap kelompok dalam menampilkan pertunjukan yang solid dan padu.
- Kreativitas dan Inovasi – Kemampuan peserta dalam menghadirkan sesuatu yang baru tanpa meninggalkan kaidah musik Banjari.
- Adab dan Akhlak dalam Penampilan – Etika dan kesopanan para peserta dalam menyampaikan syair-syair islami yang penuh makna.
Dalam keterangannya, Ustad Umar Syahid menyampaikan bahwa lomba ini bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan juga sebagai bentuk ibadah dan penguatan syiar Islam.
“Kami ingin mengajak anak-anak muda untuk lebih mencintai shalawat dan menjadikan musik islami sebagai bagian dari kehidupan mereka. Hadrah dan Banjari bukan sekadar seni, tetapi juga bentuk ekspresi cinta kepada Rasulullah SAW,” ujarnya.
Persaingan Ketat dan Penampilan Mengesankan
Kompetisi berjalan dengan sangat ketat, di mana setiap grup berusaha menampilkan kemampuan terbaik mereka. Beberapa grup unggulan sukses memukau para juri dan penonton dengan teknik permainan rebana yang luar biasa serta vokal yang begitu harmonis.
Beberapa peserta juga menampilkan kreativitas dalam aransemen mereka, dengan memadukan unsur tradisional dan modern, tanpa menghilangkan esensi musik islami yang khas. Tidak hanya sekadar lomba, acara ini juga diwarnai dengan lantunan shalawat yang membawa kedamaian bagi seluruh peserta dan penonton yang hadir.
Seiring dengan berjalannya lomba, suasana semakin memanas ketika grup-grup favorit tampil dengan penuh percaya diri. Dukungan dari para penonton yang datang dari berbagai daerah turut menambah semarak acara ini.
Pengumuman Pemenang dan Harapan ke Depan
Pada 11 Maret 2025, lomba pun mencapai puncaknya dengan pengumuman para pemenang. Para juara mendapatkan penghargaan berupa piala, piagam, serta kesempatan untuk tampil dalam berbagai acara islami lainnya di Sidoarjo dan sekitarnya.
Dalam sesi penutupan, Ustad Umar Syahid memberikan apresiasi kepada seluruh peserta serta berharap agar lomba ini dapat terus diadakan di tahun-tahun mendatang dengan kualitas yang lebih baik.
“Kami sangat bangga dengan semangat yang ditunjukkan oleh para peserta. Ini bukan sekadar perlombaan, tetapi juga bagian dari dakwah yang dapat menginspirasi banyak orang. Semoga kita semua bisa terus melestarikan seni islami ini dan menjadikannya sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari,” tutupnya.
Dengan suksesnya Lomba Musik Banjari 9th Kampung Ramadhan 2025, diharapkan tradisi ini dapat terus dilanjutkan dan semakin berkembang di masa depan. Acara ini menjadi bukti bahwa seni islami tetap memiliki tempat di hati masyarakat, terutama di kalangan generasi muda. Semoga syiar Islam melalui seni terus berkembang dan membawa keberkahan bagi semua.